Berita

PENGUMUMAN UN

PPDB SMADRI

Pencarian

Kontak

Alamat :

JL. JENDERAL SOEDIRMAN - WERI

Telepon :

(0383)21355

Email :

smakst.darius@yahoo.co.id

Media Sosial :

Berita Terbaru

Image

Talkshow SMADRI

Image

Liputan Solidaritas Hari Guru

Image

KEHADIRAN..BUKTI SOLIDARITAS

Image

PELANTIKAN PENGURUS KOMITE SMADRI

Image

LIPUTAN P5

Banner

Polling

LIPUTAN P5

Makan Apa yang Ditanam

Salah satu tema dalam pelajaran P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) adalah Kearifan Lokal. Tema ini berkaitan dengan pandangan hidup dan cara-cara mempertahankan hidup dari suatu kelompok masyarakat lokal tertentu. Berkaitan dengan tema ini, kelas XA SMADRI mendalami subtema Pangan Lokal dan melakukan praktek pengolahan tiga jenis pangan lokal. Ketiga jenis pangan lokal itu adalah Jagung Titi, Jagung Bose dan Sayur Rumpu-rampe. Kelompok 1 dan 2 membuat Jagung Titi, kelompok 3 dan 4 membuat Jagung Bose dan kelompok 5 dan 6 membuat Sayur Rumpu-rampe. Adapun slogan untuk kegiatan ini (mengikuti slogan kegiatan MBKM Posiwatu 2023), Makan Apa yang Ditanam, Tanam Apa yang Dimakan.

Adapun pendamping untuk kegiatan P5 ini adalah Ibu Elisabeth Mariyati Lein, Ibu Veronika Lepan Hurint, dan Fr Alfonsius Hada Boruk. Pada hari Kamis, 22 Agustus 2024, tiap-tiap kelompok diarahkan untuk mengumpulkan alat dan bahan yang sudah dibawa, sekaligus menyiapkan tempat yang akan digunakan untuk praktek. Mereka mengumpulkan kayu bakar, menyiapkan tungku api, dan menyapu.

Proses pengolahan terjadi pada Jumat 23 Agustus 2024 di halaman SMADRI. Masing-masing kelompok menyiapkan alat dan bahan yang sudah dibawa dan mulai bekerja. Ada beberapa bahan pangan lokal disiapkan sekolah seperti kacang nasi, jagung pulut dan kacang tanah. Sekolah juga menyiapkan dua buah kuali tanah yang digunakan oleh kelompok Jagung Titi. Kelompok yang mengolah Sayur Rumpu-rampe membawa beberapa ragam sayur, seperti daun singkong, buah pepaya, bunga pepaya, dan jantung pisang.  

Waktu yang diambil untuk praktek ini adalah pada jam pelajaran P5, yakni sesudah istirahat (Pukul 10.20-13.00). Saat sedang melakukan pengolahan, ada beberapa guru yang ikut memantau proses praktek ini dan memberikan masukan seperti cara atau teknik meniti jagung. “Harus ada bunyi yang enak saat anak batu dan induk batu bertemu,” komentar Pak Frans Sawu, Koordinator P5 di kelas X.  

Walau kesulitan karena belum terbiasa, anggota kelompok 1 dan 2 bergantian saat meniti jagung. Ada siswa yang sudah biasa meniti jagung sehingga cara duduk, cara memanaskan jagung dan cara meniti jagung dibuat dengan teknik yang bagus. Namun ada yang belum terbiasa sehingga sering mengeluh kepanasan saat mengambil jagung dari kuali.

Pada deretan paling Timur, anggota kelompok 3 dan 4 sibuk dengan pekerjaannya mengolah jagung bose. Mereka didampingi oleh Ibu Mariyati Lein untuk menyiapkan santan, daun pandan, jagung, kacang tanah dan kacang nasi. Saat sudah matang, aroma jagung bose ini sangat wangi dan rasanya super enak.

Sementara anggota kelompok 5 dan 6 yang mengolah Sayur Rumpu-rampe adalah kelompok yang paling semangat dan kompak. Laki-laki terlibat bersama perempuan untuk mengiris sayur dan menyiapkan air panas. Beberapa laki-laki kelompok ini cukup cekatan dalam bekerja. “Saya ini sering kerja di rumah untuk membantu mama di dapur,” kisah salah seorang siswa saat dipuji sebagai orang yang rajin.

Praktek P5 ini berjalan dengan lancar karena setiap kelompok saling bekerja sama dalam mengolah makanan sesuai dengan tugas yang diberikan. Pada pukul 12.45, waktu pengolahan selesai dan semua hasil masakan diletakkan di meja yang sudah disediakan untuk diberi penilaian. Masing-masing kelompok menyiapkan wadah dari anyaman atau yang berbahan lokal untuk menghidangkan hasil olahan mereka. Ketiga guru pendamping memberi penilaian terhadap hasil olahan pangan lokal itu. Kemudian, beberapa siswa membawa ketiga jenis pangan lokal tadi ke ruang guru untuk dicicipi guru-guru lain. “Hoko nei goe siu, Ibu”, pinta Bapak Hendrik Kerans sambil berjalan menuju meja hidangan. Diakhir kegiatan, para siswa kelas XA menikmati secara bersama hasil olahan pangan lokal mereka, lalu membereskan halaman sekolah dan peralatan yang digunakan untuk praktek hari ini.

Dengan kegiatan ini, para siswa diajarkan bahwa pangan lokal mesti mendapat tempat dalam kehidupan kita tatkala secara nasional dan global kita mengalami krisis pangan. Orang harus bisa menanam pangan lokal dan lebih sering menikmati pangan lokal. Jika hal ini dibiasakan, maka sebenarnya kita sedang melakukan penghematan, pelestarian dan terutama kembali kepada kearifan yang ditinggalkan nenek moyang kita.

                                                                                    Ditulis oleh Essen Tadon

Sambutan Kepala Sekolah

Sebagai lembaga pendidikan, SMAK ST. DARIUS LARANTUKA  tanggap dengan perkembangan teknologi tersebut. Dengan dukungan SDM yang di miliki sekolah ini siap untuk berkompetisi dengan sekolah lain dalam pelayanan informasi publik. Teknologi Informasi Web khususnya, menjadi sarana bagi SMAK ST. DARIUS LARANTUKA untuk memberi pelayanan informasi secara cepat, jelas, dan akuntable. Dari layanan ini pula, sekolah siap menerima saran dari semua pihak yang akhirnya dapat menjawab Kebutuhan masyarakat.

HOME SWEET HOME

PUISI BERANTAI

TRACER STUDY SMADRI 2023

HARDIKNAS SMADRI 2024

Harry Potter - Golden Snitch