Berita

PENGUMUMAN UN

PPDB SMADRI

Pencarian

Kontak

Alamat :

JL. JENDERAL SOEDIRMAN - WERI

Telepon :

(0383)21355

Email :

smakst.darius@yahoo.co.id

Media Sosial :

Berita Terbaru

Image

Talkshow SMADRI

Image

Liputan Solidaritas Hari Guru

Image

KEHADIRAN..BUKTI SOLIDARITAS

Image

PELANTIKAN PENGURUS KOMITE SMADRI

Image

LIPUTAN P5

Banner

Polling

SMADRI Menuju Habitus Baru

Kata habitus berasal dari bahasa Latin, yang berarti kebiasaan. Kata tersebut diserap dalam perbendaharaan kata Bahasa Indonesia menjadi habit yang diartikan sebagai rutinitas atau kebiasaan yang dilakukan secara regular dan biasanya otomatis. Jadi SMADRI menuju habitus baru berarti SMADRI menuju kebiasaan baru. Pertanyaan untuk kita renungkan bersama: habitus baru apa yang dilakukan oleh warga SMADRI? Apakah ada habitus lama yang perlu ditanggalkan? Mengapa SMADRI menuju habitus baru membutuhkan gerakan bersama?

Manusia sebagai Pencipta Kebudayaan

            Manusia dan kebudayaan adalah dua kata yang memiliki hubungan yang sangat erat. Manusia diciptakan Tuhan memiliki akal/pikiran. Akal atau pikiran tersebut memampukan manusia untuk menciptakan kebudayaan. Kata budaya atau kebudayaan berasal dari Bahasa Sansekerta, buddhayah, yaitu bentuk jamak dari kata buddhi yang berarti budi atau akal manusia. Dengan demikian nyatalah bagi kita bahwa segala sesuatu yang diciptakan oleh manusia tidak terlepas dari kerja otak manusia alias pikiran/akal manusia. Nah, kembali ke judul tulisan di atas SMADRI menuju habitus baru, apakah ada hubungan dengan manusia/individu yang ada di lembaga ini? SMADRI hari-hari ini kedatangan wajah-wajah baru. Kita mulai dari Romo Antonius Sina Aran, sebagai kepala sekolah baru. Frater Alfons Boruk menjalani tahun orientasi pastoral di SMADRI. Pak Okto dan Heri sebagai SATPAM di SMADRI, serta yang terakhir para siswa kelas X yang berjumlah 96 orang. Selain wajah-wajah baru di atas masih ada lagi puluhan guru dan pegawai, serta ratusan siswa kelas XI dan XII.  Inilah sumber daya kita yang luar biasa besarnya. Dengan akal yang Tuhan anugerahkan kepada kita, dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan sesuatu (produk budaya baru).

Romo Kepala sekolah sebagai pimpinan baru akan memberdayakan staf guru dan tenaga tata usaha agar bekerja secara maksimal demi kemajuan lembaga ini. Para siswa di bawah koordinasi para guru akan terus belajar dan memberi diri dibentuk dalam berbagai kegiatan di lembaga ini. Apakah dengan berpikir dan berbuat sesuatu, manusia sudah menghasilkan kebudayaan? Menurut Antropolog Indonesia, Koentjaraninggrat, kebudayaan memiliki tiga wujud. Wujud pertama, budaya adalah ide/gagasan/pikiran manusia. Wujud kedua adalah aktivitas/tindakan berpola/kerja manusia. Wujud terakhir dari budaya adalah artefak (benda-benda budaya yang dihasilkan ). Jadi, ketika manusia mulai berpikir, kemudian bekerja untuk mewujudkan ide-ide tersebut sebenarnya manusia sedang berproses menghasilkan kebudayaan. Dengan demikian jangan menjadi orang yang malas berpikir, sebab berpikir merupakan tahap awal Anda mulai mewujudkan mimpi-mimpi Anda. Saat Anda berpikir, sebenarnya Anda sedang berproses menghasikan kebudayaan dalam hidup Anda.

Kembali ke pertanyaan refleksi yang dilontarkan di awal tulisan ini, kebiasaan baru (habitus) apa yang dihidupi oleh warga SMADRI diawal tahun pelajaran 2024/2025 ini? Hemat saya masing-masing kita bisa bertanya pada diri kita, sejauh mana kepatuhan saya terhadap penegakan disiplin di sekolah ini.  Apakah saya telah bertanggung jawab atas tugas-tugas yang dipercayakan kepada saya, baik sebagai kepala sekolah, guru, pegawai, petugas kebersihan, perpustakaan, keamanan juga sebagai peserta didik. Masing-masing kita dapat memberikan nilai untuk diri kita sendiri. Nah, dari hasil refleksi inilah akan menjadi acuan bagi kita untuk melangkah ke depan. Jika selama ini saya termasuk orang yang tidak disiplin, maka sekarang pada semester ini saya akan mengubah diri. Demikian pula soal tanggung jawab kita dalam melaksanakan tugas yang dipercayakan oleh sekolah. Yang sudah baik minimal dipertahankan syukur kalau ditingkatkan. Namun jika belum maka sekaranglah waktunya untuk berbenah. Inilah satu dua contoh cara hidup baru bagi kita di semester ganjil tahun 2024/2025.

Kita Kuat karena Kita Bersatu

               Cyril Ramaphosa pernah menulis demikian “Kamu tidak akan pernah bisa memiliki persatuan jika kamu ingin segala sesuatunya berjalan sesuai keinginanmu”. Pernyataan ini senada dengan pertanyaan refleksi di atas “Mengapa SMADRI menuju habitus baru membutuhkan gerakan bersama? Di atas telah dijelaskan bahwa habitus baru SMADRI tampak dalam hal-hal sebagai berikut: warga sekolah yang disiplin, bertanggung jawab dalam tugas-tugas dipercayakan dan saling menghargai satu sama lain. Selain itu, sikap peduli terhadap lingkungan sekolah, bersimpati dan empati terhadap sesama warga sekolah, menjaga nama baik sekolah dan korps guru adalah contoh dari nilai-nilai baik yang perlu menjadi habitus bersama. Beberapa hal yang disebutkan di atas bukanlah hal mudah untuk dilakukan. Untuk itu dibutuhkan gerakan bersama untuk mewujudkannya. 

            Slogan “Keep Moving! The Future is Ours” dapat dijadikan pijakan untuk refleksi ini, bahwasanya dalam bergerak menuju masa depan, setiap orang didorong oleh ciri kodratinya sebagai makhluk sosial untuk bekerja sama. Sedikit saja keberhasilan yang digapai dengan usaha sendiri, karena lebih banyak kesuksesan itu diraih berkat campur tangan banyak pihak. Di lembaga ini, keberhasilan seorang guru dalam mendidik peserta didiknya didukung oleh kebijakan yayasan dan kepala sekolah, sharing rekan guru dan partisipasi aktif peserta didik. Demikian pula, prestasi seorang peserta didik sebetulnya adalah jalinan dari keberhasilan dan dukungan dari orang tua, donatur, pemerintah, guru, pegawai dan teman-teman sekolah.

            Dalam slogan itu, disebutkan bahwa masa depan adalah milik kita (ours), bukan milik saya (mine). Artinya, setiap peserta didik diarahkan untuk sampai pada pemikiran yang yang lebih tinggi mengenai keberhasilan dan masa depan mereka. Masa depan dan keberhasilan yang akan diraih pada masa mendatang bukanlah milik tiap orang semata atau bukan saja dijadikan kekayaan pribadi. Namun keberhasilan ataupun kejayaan suatu saat nanti mestinya diarahkan sebagai suatu persembahan hidup kepada kebutuhan semua orang. Ambil contoh, keseriusan seorang peserta didik untuk belajar komputer memang pertama-tama untuk kebutuhan dirinya, tetapi ia perlu disadarkan bahwa suatu saat keterampilan komputernya itu harus dibaktikan untuk melayani siapa saja yang membutuhkan jasanya. Aspek pelayanan inilah yang mesti menjadi habitus dalam gerakan bersama di SMADRI. Kita diarahkan supaya tidak bekerja secara sendiri-sendiri dan bukan semata demi kepentingan sendiri, melainkan demi kebaikan banyak orang dan pada akhirnya demi kemuliaan Tuhan: “Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku” (Mat 25:40). Habitus ini sangatlah diperlukan mengingat SMADRI merupakan lembaga pendidikan yang benaung di bawah nilai-nilai Kristiani dan visi misi Gereja Lokal Keuskupan Larantuka yang sedang mengupayakan pemberdayaan generasi baru.

Sambutan Kepala Sekolah

Sebagai lembaga pendidikan, SMAK ST. DARIUS LARANTUKA  tanggap dengan perkembangan teknologi tersebut. Dengan dukungan SDM yang di miliki sekolah ini siap untuk berkompetisi dengan sekolah lain dalam pelayanan informasi publik. Teknologi Informasi Web khususnya, menjadi sarana bagi SMAK ST. DARIUS LARANTUKA untuk memberi pelayanan informasi secara cepat, jelas, dan akuntable. Dari layanan ini pula, sekolah siap menerima saran dari semua pihak yang akhirnya dapat menjawab Kebutuhan masyarakat.

HOME SWEET HOME

PUISI BERANTAI

TRACER STUDY SMADRI 2023

HARDIKNAS SMADRI 2024

Harry Potter - Golden Snitch